Wednesday, 15 July 2015

KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN




I.              SEJARAH  KEWIRAUSAHAAN
Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode:

1. Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh Marcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar 25%.

2. Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang bekerja dalam bidang arsitektural.

3. Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.

4. Abad 18
Istilah entrepreneur pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say (1816) menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif. Jean Baptista Say juga mengatakan bahwa seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa Itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.

5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.

6. Abad 10
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.

II.            PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803).
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usahaWira, berarti satria, pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti Semua aktivitas yang melibatkan penyediaan barang/jasa yang diperlukan dan diinginkan orang lain. Jadi wirausaha adalah aktivitas yang melibatkan penyediaan barang/jasa yang diperlukan dan diinginkan orang lain secara satria dan luhur. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
a. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
b. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan entrepreneurship berasal dari Bahasa Perancis yang diterjemahkan secara harfiah adalah perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karsa serta karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal .
Stoner, James: kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi-lahan kerja, tenaga kerja dan modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain.
Kewirausahaan berbeda dengan manajemen. Paul H. Wilken menjelaskan bahwa kewirausahaan mencakup upaya mengawali perubahan dalam produksi, sedangkan manajemen mencakup koordinasi proses produksi yang sudah berjalan.
Frank Knight (1921): Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
Joseph Schumpeter (1934): Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Penrose (1963): Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Harvey Leibenstein (1968, 1979): Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979): Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.
Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, dan entrepreneurial, dan entrepreneur.
1.    Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas kewirausahaan juga kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.
2.    Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.

3.    Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.

4.    Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha.

III.           CIRI DAN SIKAP WIRAUSAHAWAN
Ciri – ciri Wirausahawan
a.
berpikir teliti, inovatif dan kreatif;
b.
berani mengambil resiko dan percaya pada diri sendiri;
c.
berorientasi ke depan;
d.
mengutamakan prestasi, tahan uji, tekun dan tidak mudah menyerah;
e.
jujur, bertanggung jawab dan teguh pendirian;
f.
memiliki etos kerja tinggi dan tangguh menghadapi persaingan;
g.
membiasakan diri bersikap positif dan selalu bersemangat dalam setiap pekerjaan;
h.
mensyukuri diri, waktu dan lingkungan;
i.
selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan;
j.
selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya yang lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.
Seorang entrepreneur memiliki kecenderungan sifat sebagai berikut;
1. Percaya diri
Entrepreneur/wirausahawan memiliki kepribadian yang mantap, tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, memiliki optimisme tinggi atas keputusan yang diambilnya.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Dalam bekerja selalu mendahulukan hasil kerja atau prestasi, tidak malu atau gengsi dalam melakukan pekerjaan. Memiliki tekad yang kuat dalam bekerja.
3. Berani mengambil resiko
Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan dengan resiko besar selama mereka telah memperhitungkannya akan berhasil mengatasi resiko itu. Mereka menyadari bahwa prestasi besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan.
4. Kepemimpinan yang baik
Seorang entrepreneur selalu dapat menyesuaikan diri dengan organisasi yang dipimpinnya, berpikiran terbuka dengan mau mendengar kritik dan saran dari bawahan, dan bersifat responsif terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
5.Originalitas
Entrepreneur tidak mau mengekor pada keberhasilan orang lain tapi justru menemukan sesuatu yang baru, mereka kreatif dan inovatif dan mampu mewujudkan ide-ide yang muncul.
6.Berorientasi ke masa depan (memiliki visi masa depan)
Entrepreneur selalu tahu bagaimana mengembangkan bidang usahanya di masa depan tentunya agar kontinuitasnya tetap terjaga.
7.Seorang entrepreneur dituntut untuk kreatif, karena kreativitas inilah seorang entrepreneur dapat memberikan pilihan-pilihan baru yang belum sempat dipikirkan orang. Kreatif dari akronimnya sendiri dapat diartikan sebagai Keinginan untuk maju, Rasa ingin tahu yang kuat, Enthusiasm (antusiasme/semangat ) yang besar, Analisis yang sistematis, Terbuka untuk menerima saran dan pendapat orang lain, Inisiatif yang menonjol, berani mengambil keputusan dan langkah yang berbeda dari orang lain, dan Pikiran yang terkonsentrasikan pada satu pokok pemikiran.
8.Keinginan untuk maju. Sebagai pembangkit motivasi untuk meraih kesempatan, dan membentuk pribadi yang tidak mudah menyerah.

9.Rasa ingin tahu yang kuat. mencari sumber informasi, dengan membaca, bertanya pada orang yang berpengetahuan dan berpengalaman dalam bidang profesi dan pengetahuan.
10. Enthusiasm ( semangat )  semangat dalam menjalankan pekerjaan merupakan pendorong motivasi untuk mencapai keberhasilan. Semangat harus tetap dijaga karena dengan menurunnya semangat akan berdampak turunnya target kerja yan telah ditetapkan.

Ciri seorang entrepreneur yang selalu berorientasi pada hasil memberikan sifat dimana mereka akan mengenali dulu kondisi bidang usaha; peluang yang tersedia, target pasar dari produknya, hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dan bagaimana cara-cara untuk mengatasi hambatan-hambatan itu.
Memperkirakan Hambatan Yang akan dihadapi

Hambatan usaha sebetulnya telah diperkirakan sejak usaha dimulai namun dalam kondisi yang tidak menentu dan diluar jangkauan pemikiran kita hal-hal tersebut bisa juga terjadi, apa sebabnya dan bagaimana menyikapinya perlu kita telusuri dan tanggulangi.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kebuntuan usaha antara lain :
a. Kurangnya persiapan atau perencanaan.
Dalam suatu usaha bahwa perencanaan yang matang mutlak diperlukan, tanpa perencanaan yang baik mungkin kondisi tertentu akan sulit dihindari. Membuka usaha tertentu harus ada target yang hendak dicapai, strategi apa yang akan diterapkan, bagaimana mengantisipasi kemungkinan hambatan yang muncul secara tiba-tiba, serta cara atau strataegi untuk mengatasinya. Rencana sebenarnya ibarat sebuah peta yang menunjukkan jalan-jalan yang akan dilalui dan gambaran secara keseluruhan lika-liku yang dihadapi, dengan demikian perencanaan yang matang merupakan tuntunan mencapai sasaran yang diharapkan dari usaha yang dilakukan.
b. Kurang atau lemahnya pengetahuan yang kita miliki.
Pemahaman kita tentang sesuatu usaha patut kita pertanyakan sudah cukupkah pengetahuan kita tentang seluk beluk usaha yang akan kita geluti. Jangan sekali-kali melakukan usaha tertentu tanpa pengetahuan yang memadai, resikonya terlalu besar dan mungkin kita akan membayar jauh lebih mahal, yakni ancaman kemandegan dan kegagalan usaha yang telah dirintis sementara modal dan pengorbanan yang sudah terlanjur besar.

c. Kurangnya sarana dan fasilitas usaha.
Sarana dan prasarana usaha merupakan faktor pendukung kegiatan usaha, terabaikannya kesiapan fasilitas atau instrumen dalam mendukung suatu usaha berupa modal, alat-alat produksi, lingkungan yang kondusif akan menghambat aspek produksi dan menurunkan daya saing termasuk kinerja para karyawan atau dengan kata lain menjadi faktor penting dan berpengaruh besar dalam mencapai sasaran atau tujuan dari usaha kita.
d. Kurang disiplin atau tidak konsisten dalam menjalankan usaha.
Dalam memulai suatu usaha atau untuk mencapai sesuatu harus dilakukan secara totalitas, penuh perhatian dan konsisten terhadap seluruh aspek yang mendukungnya, ketidakkonsistennya terhadap masalah yang dihadapi baik dalam pengambilan keputusan, melihat peluang pasar maupun mutu produk merupakan salah satu penyebab dari kebuntuan dan kegagalan suatu usaha.
e. Akibat kondisi tertentu.
Terjadinya kondisi yang tidak menentu sehingga iklim usaha sangat sulit baik akibat langkanya bahan dasar, kebijakan perdagangan yang kurang memihak usaha kita, Persaingan yang tidak sehat serta situasi lain yang berakibat pada hilangnya peluang untuk mengembangkan usaha sehingga usaha kita tidak dapat berkembang dan bahkan menjurus kepenutupan usaha.
f. Terjadinya situasi beresiko.
Suatu situasi yang memaksa membuat pilihan antara dua alternatif atau lebih, dimana hasilnya tidak bisa diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Situasi ini mengandung kegagalan atau sukses
Kondisi-kondisi tersebut merupakan sebagian dari penyebab suatu kemandegan usaha atau justru menimbulkan kegagalan usaha. Kekuatiran terjadinya kebuntuan dan kemandekan usaha merupakan kondisi alamiah yang bisa terjadi kepada siapa saja hendaknya disikapi secara wajar dan berupaya mengetahui permasalahannya untuk dicarikan jalan keluarnya, jiwa entrepreneur yang ada harus ditumbuh kembangkan jangan terkungkung pada kekuatiran tanpa adanya keberanian menjemput tantangan dalam berusaha.

Mengatasi Hambatan Yang Dihadapi

Sebagai modal agar kita bisa mengatasi kemandegan usaha, salah satu bekal yang harus dimiliki seorang entrepeneur adalah memiliki kemampuan dalam mengenali pasar potensial sebagai sasaran produknya. Karena bukan hal yang mudah untuk membuat masyarakat yang memiliki beranekaragam selera, gaya hidup, kondisi keuangan, lokasi tempat tinggal dan perbedaan-perbedaan lain, untuk menyukai dan membeli produk yang dihasilkan. Penentuan segmen pasar ini menjadi penting karena dengan hal ini maka usaha akan bisa berjalan dengan lebih efektif (tepat sasaran), efisien (hemat) dan membuat orang akan mengingat perusahaan karena spesialisasi tersebut. Banyak perusahaan menawarkan produk-produk yang baik. Namun produk-produk tadi hanya sedikit saja yang akan terjual, bila wirausaha tidak dapat memanfaatkan peluang pasar. Faktor-faktor yang ada kaitannya dengan menilai peluang-peluang pasar baru meliputi ; riset pasar, pengumpulan data dari berbagai sumber dan memilih lokasi bisnis.
Ciri lain seorang entrepreneur yang khas dan merupakan sifat khususnya adalah selalu melihat peluang yang dapat dimanfaatkan. Sifat kreatif ini dapat pula diterapkan dalam menganalisis pasar yang berubah. Minat pasar yang berubah, atau adanya potensi pasar yang baru menjadi tantangan tersendiri yang harus diatasi oleh seorang entrepreneur/wirausahawan. Sebagai contoh keberhasilan entrepreneur mengatasi perubahan potensi pasar. Estee Lauder, Maybelline, dan raksasa kosmetika lain mulai mengarahkan sasaran pada kaum Afrika-Amerika dengan lini produk yang khusus dirancang untuk kulit yang lebih gelap. Pada musim gugur 1992, Prescriptives, anak perusahaan Estee Lauder, meluncurkan lini ”All Skins”-nya yang menawarkan 115 warna alas bedak. Eksekutif senior menyatakan bahwa All Skins meningkatkan 45 % penjualan Prescriptives sejak lini baru tersebut diluncurkan. Penjualan Shades of You sari Maybelline, lini kosmetik lain untuk Afrika-Amerika, mencapai $15 juta dalam 10 bulan pertamanya di pasar. Mereka mulai memproduksi kosmetika yang khusus diperuntukkan wanita denga kulit lebih gelap karena melihat peluang baru dari kaum wanita Afrika-Amerika yang secara ekonomi mulai mapan sejak tahun awal 1990-an.

Harga Seragam Pramuka Siaga








Paket A
- Seragam Pramuka atas : OXFORD dan Bawah : DRILL
- Atribut ( Bed )

Harga : Rp 101.000 / pcs

Paket B
- Seragam Pramuka atas : OXFORD dan Bawah : DRILL
- Atribut ( Bed )
- Dasi
- Ring

Harga : Rp 114.000

Paket C
- Seragam Pramuka atas : OXFORD dan Bawah : DRILL
- Atribut ( Bed )
- Dasi
- Ring
- Topi


Harga : Rp  133.500


Note :
- Harga Sewaktu - waktu dapat berubah
- Setiap pembelian di atas 5 kodi mendapatkan potongan harga
- Harga belum termasuk ongkos kirim


-Untuk Paket B dan Paket C  Min Pesanan 50 pcs, di bawah 50 pcs Ring tidak bisa memakai
  desain sendiri tetapi mengunakan Ring Kacu yang biasa


Harga Seragam Pramuka Penegak




Paket Lengkap

Paket A
- Seragam Pramuka bahan Catrina
- Atribut ( Bed )
- Topi ( Laken / Baret )
- Ring ( Desain Sendiri )
- Kacu Saten berukuran 145 cm

Harga : Rp 275.500 /stel


Paket B
- Seragam Pramuak bahan Rapilo
- Atribut ( Bed )
- Topi ( Laken / Baret )
- Ring ( Desain Sendiri )
- Kacu Saten berukuran 145 cm

Harga : Rp : 267.500 /stel

Paket Hemat

Hemat A
- Seragam Pramuka bahan Catrina
- Atribut ( Bed )

Harga :  Rp 247.500/ Stel

Hemat B

- Seragam Pramuka bahan Rapilo
- Atribut ( Bed )

Harga : Rp 237.500 /Stel


Note
- Harga sewaktu - waktu dapat berubah
- Bila order lebih dari 5 kodi mendapatkan potongan harga
- Untuk ongkos kirim di tanggung oleh Pembeli


-Untuk Paket A, Paket B  Min Pesanan 50 pcs, di bawah 50 pcs Ring tidak bisa memakai
  desain sendiri tetapi mengunakan Ring Kacu yang biasa


- Untuk Ukuran XL. XXL akan mendapatkan Harga yang berbeda
- Untuk Lengan Panjang + 15000 / pcs