1. KOMPAS
Kompas adalah
alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-bagian kompas yang penting antara lain :
1. Dial, yaitu
permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada permukaan jam.
2. Visir, yaitu
pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar,
untuk pembacaan pada angka
4. Jarum penunjuk
5.
Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6.
Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk
menopang kompas pada saat membidik.
Angka-angka
yang ada di kompas dan istilahnya
KODE/TERTULIS
|
ARTI
|
DERAJAT/ANGKA
|
Nort
|
Urata
|
0/360
|
Nort East
|
Timur Laut
|
45
|
East
|
Timur
|
90
|
South East
|
Tenggara
|
135
|
South
|
Selatan
|
180
|
South West
|
Barat Daya
|
225
|
West
|
Barat
|
270
|
North West
|
Barat Laut
|
325
|
Cara Menggunakan Kompas
1. Letakkan kompas
anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak bergerak lagi,
maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet.
2.
Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca
pembesar, kira-kira 50 di mana berfungsi untuk membidik ke
arah visir dan mengintai angka pada dial.
3.
Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar,
luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan
sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar.
2. PETA
PANORAMA
Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk
menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta
panorama ini adalah :
1. Pensil Teknik
2B
2. Penggaris
panjang
3. Kertas buffalo
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
Yang harus
diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Arah Pandang
atau Sudut Pandang
Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta
panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran
panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi
masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan
tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk
menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama
kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kanan dan
mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kiri. Kemudian baru
menggambar peta panoramanya.
2. Penggambaran
Batas Daerah
Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka
langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah
lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan lain
sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya
untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.
3. Pembuatan
Arsiran
Untuk pembuatan
arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu
diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita maka
arsirannya dibuat berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah
terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan
untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah
yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring
(mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau
jurang terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.
4. Pembuatan Arah
Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar
kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah
benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan gambar
anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas
5.
Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas
Untuk sudut
pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan
keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk
memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk
pemberian keterangan nantinya.
Untuk lebih
jelasnya kita lihat contoh berikut ini.
3. PETA PITA
Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan
keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini
adalah :
a. Pensil
Teknik 2B
b. Penggaris
panjang
c. Kertas
pita peta
d. Kompas bidik
e. Meja
kerja
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :
1. Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh
selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.
2. Pembuatan
Keterangan
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama
melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah
kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan
penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah
dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan
tulisan.
3. Penulisan Arah
Utara, Jarak, dan Waktu
Arah utara
digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan
ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat
dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan
peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan,
demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh
berikut
4. PETA
LAPANGAN
Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu
lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan
ini adalah :
1. Pensil Teknik
2B
2. Penggaris
panjang
3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta
lapangan.
1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan
digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di
lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat
tergambar semuanya.
2. Penentuan Batas
dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas
tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui
berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus
menghadap ke utara.
3. Pengukuran
Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga
jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.
4. Penggambaran
lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah
didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi
penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.
5. SMAPHORE
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima
berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut
berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah
dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya.
Trik Mudah Kuasai Semaphore
Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai
isyarat semaphore dengan cepat dan mudah.
Berikut ini
adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan
hurufnya. Selamat mencoba..........
6. MORSE
Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah
cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut ditemukannya
pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia
tahun 1851 dalam Konferensi Internasional.
Semboyan morse
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1.
Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
2.
Sinar yaitu dengan menggunakan senter
3.
Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-)
4.
Bendera yaitu dengan bendera morse.
Berikut ini
adalah kode morse yang telah disepakati bersama.
7. PIONERING
A. BIDANG
TALI TEMALI
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali,
simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah
bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah
hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan
sebagainya.
Macam simpul dan kegunaannya
1. Simpul ujung
tali
Gunanya agar tali
pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk
menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk
menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4. Simpul anyam
berganda
Gunanya untuk
menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk
menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk
mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso
Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini
Macam Ikatan dan Kegunaannya
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang,
akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai
suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang
diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang
supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk
mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu
tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk
melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan
untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai
suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada
suatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang
atau pohon.
6. Ikatan turki
7.
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
8. Ikatan palang
9. Ikatan canggah
10. Ikatan silang
11. Ikatan khaki tiga
B. MENARA PANDANG
Sebelum
Mempraktekan betulan membuat menara pandang, sebaiknya Kakak pembina membimbing
peserta didiknya dengan membuat maket/ menara pandang mini. Hal tersebut
mengajarkan bahwa sebelum kita membuat/ membangun suatu bangunan besar atau
gedung sebaiknya merancang dalam bentuk kecil/ maket.
Tentu saja untuk
membuat menara pandang ini dibutuhkan bambu yang sudah dipersiapkan dengan
ukuran kecil dan benang kasur secukupnya. Nah untuk jenis simpul atau ikatannya
tentunya anda bisa melihat di bab pionering. Membuat menara pandang
termasuk salah satu kegiatan ketrampilan pioneering
8. MENAKSIR
A. Menaksir
Lebar
Metode menaksir
lebar yang dapat dipergunakan antara lain :
1. Melempar Tali
Cara ini bisa dikatakan mudah apabila sungai atau lebar yang
diukur tidak terlalu lebar sehingga mudah untuk melemparkan tali ke seberang.
Kemudian tali yang ditandai untuk mengukur tersebut diukur panjangnya.
2. Cara Segitiga
Cara
ini digambarkan sebagai berikut :
Rumus :
Jika A = B
maka C = D
Dimana C adalah
lebar sungai yang dapat diukur dari panjang D atau cara segitiga berikut :
B. Menaksir
Tinggi
Metode yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada
bermacam-macam sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk metode penaksiran tinggi
dapat diberikan sebagai berikut :
1. Metode Segitiga
Rumus :
Keterangan
A : Jarak pohon dengan tongkat
B
: Jarak tongkat dengan mata pengamat
C
: Panjang/Tinggi tongkat/pembanding
D
: Tinggi pohon
9.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PP)
Pendahuluan
1. Ketrampilan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan
kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman :
a.
Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b. Kepeduliannya
terhadap masyarakat/orang lain
c.
Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat
2. Ketrampilan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan
pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada
orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
a. Berhenti
bernafas
b. Pendarahan
parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan
merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan perkembangannya
agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta lingkunganny, dan
mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami
kecelakaan.
1.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a.
P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang
tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan
nafas buatan.
Cara yang paling
praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan
jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah
pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1.
Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2. Rahang ditarik
sampai mulut terbuka
3. Penolong
membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan
pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan
jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya
ke hidung korban dan meniupnya.
4. Tiup ke mulut/hidung
korban, kepada :
a.
Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap
menit.
b.
Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
b. P3K bagi
korban Sengatan Listrik
1.
Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam
keadaan kering
2.
Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat
beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3.
Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan
nafas buatan sampai bantuan medis dating
c.
P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1.
Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa
kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
Untuk menutup
luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril,
saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci
dan disetrika.
Kalau tidak
tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor
atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus
menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya
daripada resiko infeksi.
2.
Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan
membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar
luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
3.
Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu
diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan
semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
d. Pertolongan
Pertama Mengurangi Shok
1. Setiap kecelakaan,
kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan
atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang
ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat
penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
2. Tanda-tanda
Shok
a. Denyut
nadi cepat tapi lemah
b. Merasa lemas
c. Muka
pucat
d.
Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang
pasien menggigil
e. Merasa haus
f.
Merasa mual
g. Nafas tidak
teratur
h. Tekanan darah
sangat rendah
3. Pertolongan
Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a.
Menghentikan pendarahan
b. Meniadakan
hambatan-hambatan pada saluran nafas
c. Memberi
nafas buatan
d. Menyelimuti dan
meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
4.
Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a.
Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh,
dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
b. Bila kaki tidak
patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
c. Selimuti
pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin usahakan pasien tidak
melihat lukanya
d.
Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka di perut,
dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
ü 1 sendok teh garam dapur
ü ½ sendok teh tepung soda kue
ü 4-5 gelas air
ü dan
bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e.
Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang
kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
f.
Cepat-cepat panggil dokter
e. P3K patah
tulang
1. Tanda-tanda
patah tulang
a.
Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
b.
Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
c. Ada rasa nyeri kalau
digerakkan
d. Kulit tidak
terasa kalau disentuh
e.
Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
2.
Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
a.
Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan
pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan
menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans
datang.
b.
Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban
dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah
dengan sumbu panjang badan
c.
Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
Ø hentikan pendarahan serius yang terjadi
Ø
usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
Ø upayakan lalu lintas udara tetap lancer
Ø jika diperlukan buatlah nafas buatan
Ø jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi
letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
d.
Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba
memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu
pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
3.
Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya
a. Patah
lengan bawah Pergelangan Tangan
Ø Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut
ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang
telapak tangan rata di dada
Ø Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi
dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk
membelat bagian luar
Ø Usahakan pembelat merentang dari siku sampai
ke punggung jemari
Ø Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian
rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
b.
Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
Ø
Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin
Ø
Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
Ø
Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar
lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
Ø
Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan
handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
c. Patah
Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan,
dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
d. Patah Tulang di
paha
Ø Patah tulang di paha sangat berbahaya,
tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
Ø
Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
Ø Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
Ø Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang
dilapisi dengan kain empuk
Ø Panjang pembelat untuk bagian luar harus
merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam
sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
2. Pembalut
dan Pembalutan
1. Pembalut
Macam-macam pembalut :
a. Pembalut
kasa gulung
b. Pembalut kasa
perekat
c. Pembalut
penekan
d.
Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e. Gulungan
kapas
f.
Pembalut segi tiga (mitella)
2. Pembalutan
a.
Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b.
Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c.
Pembungkus segitiga untuk membuat gendongan tangan
d.
Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e.
Pembalutan spiral pada tangan
f.
Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan
yang cidera.
3. Budaya Hidup
Sehat
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki
budaya hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
1.
Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya
pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
2.
Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan
kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging,
melatih pernapasan, minum air putih, dsb.
3.
Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan
ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying,
dsb.
4.
Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta
meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
5.
Selalu
menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat
berkemah
6.
Memahami
berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.
Kegiatan Ketrampilan
P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan watak yang akan dapat
meningkatkan ketahanan mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional,
dan social; serta dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan
kepedulian kepada orang lain.
10. SANDI/PESAN RAHASIA
Sandi/pesan rahasia dapat dibuat sedemikian banyak sesuai
dengan kesepakatan masing-masing satuan
No comments:
Post a Comment